Minggu, 08 November 2020

100 Hari Diari Pencarian Jodoh- Hari 7

CINTA MONYET di SMA (part 3)

Malam ini kita akan bercerita tentang jerapah, teman sebangkunya zebra.

Ohya, mengapa aku menjulukinya jerapah karena lehernya yang jenjang dan menghalangi pandanganku melihat papan tulis. Seisi kelas tau kami selalu cekcok bahkan gara-gara hal sepele. Dan seisi kelas juga tau kami siswa-siswi terpandai jadi mereka tidak pernah benar-benar menghardik kami saat adu mulut dan menganggu kenyamanan mereka. Mungkin takut gak di bagiin contekan lagi kali hahaha,,

Mungkin rasa sukaku saat itu terjadi karena aku terlalu membenci dia. Dia terlalu sombong dan angkuh dan berbicara tidak pakai otak tapi dengkulnya. Karena di kelas banyak juga yang tersinggung karena dia. Tapi karena ia pintar, tetap saja banyak orang menjadi temannya.

Benar kata orang-orang batas antara benci dan cinta itu setipis kain selendang. Aku awalnya tidak menyadari, namun seiring waktu aku melakukan banyak kekonyolan demi dia.

Aku dengan si jerapah sangatlah lucu, kami siswa-siswi terpandai dikelas tapi kami tidak terlalu berambisi menjadi juara dikelas. Seringkali rangking kami berdua naik turun bagai grafik X Y yang berbanding terbalik. saat aku rangking 2, dia rangking 8. Saat aku rangking 9 dia rangking 3. Apabila guru bertanya siapa yg bisa menyelesaikan ini. Kami tidak pernah menunjuk, tapi saat ditunjuk kami bisa menyelesaikannya. Saat dia berbicara santun tanpa angkuh, disitulah saat-saat dia paling manis. Jadi ada kalanya kami membuat tugas bersama-sama atau jerapah yang sering pemalas meminta contekan PR padaku, dan ada kalanya aku kumat malas meminta contekan tugas padanya.

Dan saat aku memberikan PR/tugasku padanya seringkali aku harus membohongi sahabat-sahabatku. Itu semua aku lakukan agar rasaku padanya tidak diketahui oleh mereka.

Ohya kekonyolan no.4 yang pernah aku lakukan saat menyukainya adalah menyemangati nya bermain basket di lapangan GOR banda Aceh. Beberapa kali aku datang menyemangatinya, kadang-kadang dengan sahabatku via dan si jerapah hanya tersenyum melihatku.

Aku ingat persis hari itu. Hari terkonyol karena aku bela-belain datang cuma buat menyemangatinya. Saat itu kelas 2 SMA Aku belum terlalu pandai membawa motor, nekat membawanya karena tidak ada orang yang bisa mengantarku. Aku membawa motor dengan berkomat-kamit membaca doa sepanjang jalan, agar aku tak menabrak orang atau orang yang menabrakku. Aku pergi seorang diri tidak ada teman. Dan duduk ditribun itu diantara keramaian orang yang tidak aku kenal menyemangati orang yang paling aku sukai. Ketika selesai si Jerapah sekilas melihatku tapi tidak tersenyum bahkan menegur. Aku pulang dengan rasa kecewa. Dan yang lebih parah dari itu motor ku mogok. aku kebingungan, namun ada seorang abang mendekati dan berusaha memperbaikinya. Walhasil aku pulang magrib.

Aah,, aku merasa saat itu seperti Cinta di AADC, demi orang yang aku sukai aku menyembunyikan banyak hal pada sahabatku,, tapi kisah cinta ku tidak seindah film itu. Karena cintaku Cuma bertepuk sebelah tangan.

Aku kira sinetron/FTV yang cerita pada awalnya dua orang muda-mudi membeci kemudian saling jatuh cinta tidak sepatunya benar karena pada akhirnya aku tidak mengalami hal itu. Mungkin karena si jerapah tidak sebenci itu padaku atau mungkin aku bukan levelnya. Atau hidup ini tidak seindah cerita sinetron/FTV.

Yah mana mungkin dia mau denganku yang paling pendek dikelas dan tidak terlalu cantik. Cintaku pun kandas dengan kata-kata kasarnya yang meledekku diantara teman-teman sekelas dan jadi bahan tertawaan dan itu terjadi saat aku berada dibangku kelas 3 saat kami tidak lagi sekelas.

Betapa konyolnya aku menyukai pria sombong dan angkuh itu. Sekarang dia sudah menikah dan memiliki anak, aku coba tegur di FB sebagai teman lama, dia tidak membalasku. Demikianlah wujud kesombongannya sampai sekarang. Karena kesombongannya, ketika ayahnya meninggal aku dan si zebra berinisiatif datang mengajak kawan-kawan sekelas. Tapi kawan sekelas menolak datang. Akhirnya kami membatalkan niat kami.

Kesombongan itu bukan hal yang patuh dibanggakan. Dengan kesombongan kita akan kehilangan teman-teman kita sepintar dan sehebat apapun kita. Kesombongan pula memutuskan banyak silahturahmi.

dan sejujurnya mungkin dia adalah sebenarnya cinta pertamaku. karena aku menyukainya dari awal SMA dan akhir. Aku menghabiskan 2 buku diari tebal dan puluhan puisi. namun saat terakhir dia meledekku dan aku sangat kesal. aku membakar semua buku diariku itu. padahal kalau kusimpan dan kubaca kembali sekarang akan lucu sekali atau malah jd best seller novel "cinta terpendam" 😄😂 😋

Tidak ada komentar:

Posting Komentar