CINTA MONYET di SMA
Di SMA ini adalah cinta monyet aku yang paling parah dan konyol. Kalo ada penghargaan maka ini “The Best Konyol in Mongkey Love”.entah begitu bahasa inggrisnya,, haha sepertinya ngarang (the most ridiculous monkey love).
Kalau bahasa acehnya “Nyang Paleng Bangai Lam Cinta Si Ben”. Tapi dari sini aku mengerti apa itu arti cinta sebenarnya. Dan aku sudah bisa membedakan mana cinta, mana cuma suka-suka tidak jelas.
Terdapatlah dua pria tampan dalam kelasku yang penuh sesak. Mereka duduk bersama, berteman namun memiliki sifat yang berbeda 180 derajat berbeda. Dua-duanya peerfeek,, ganteng, putih, tinggi.
Yang satu ketua kelas, tidak terlalu pintar tapi baik
hati dan lugu kita sebut saja ‘zebra’ (memang kulit dia loreng-loreng =D)
yang satu sangat pintar namun angkuh, kita sebut saja dia ‘jerapah’ karena
kejangkungannya. Saat aku marah aku bisa memanggilnya jerapah muka badak 😂 artinya si jerapah yang tidak tahu malu.
Mereka berdua duduk didepanku yang pendek ini. yah tidak terlalu persis didepan, dibarisan samping namun juga menghalangi pandangan ke papan tulis. Memang saat SD dan SMP aku sering dapat duduk didepan karena badanku yang kecil.
Namun di
SMA tidak adalagi aturan itu. Jadi aku memutuskan duduk dibelakang karena aku
jenuh menjadi anak tauladan dan disiplin krn duduk paling depan berhadapan
langsung dengan guru. Setiap kali aku tidak nampak papan tulis, aku akan
menghardik mereka. Kalo si zebra akan mengalah lalu menunduk sedangkan si
jerapah akan menantang balik diriku. Jadinya kami sering beradu mulut gara-gara
itu.
Okeh,, kita akan bercerita tentang zebra dahulu. ia adalah anak pindahan dr kampung ke kota banda aceh. Orangnya lugu dan bahasa Indonesia nya medok aceh.
Aku dan
Dua sahabat terbaikku ‘via’ dan ‘rita’ seringkali menertawai bahasa yang
diucapkannya. Sungguh perbuatan yang buruk karena membulli (pada saat itu belum
ada pemahaman istilah bully), tapi jujur sangat lucu. Bahasa Indonesia yang
medok aceh mirip seperti bahasa Indonesia yang medok bali. Seperti banyak huruf
“t” nya. Walau ia sering jadi tertawaan, tapi ia pede sekali dan merasa
ganteng,,yaa mmg ganteng sih😔. Agar kegantengannya tetap eksis dia berusaha mencari
pacar dengan mendekati beberapa perempuan dikelasku.
Salah
satunya aku,, hahaha aku ingin tertawa mengingatnya. Waktu SMA aku hanya tampak
seperti anak SD, yang membuat aku cantik cuma kepandaianku dan cara berbicara
aku yang cerdas dan berwawasan (masyaak seeh). Tapi kalo kupikir lagi, aku
tidak sejelek itu kok,, soalnya kalau aku jelek sekali, aku tidak akan membuat
novel ini begitu panjangnya nantinya haha,,
Okeh
kita kembali. Sahabatku via yang duduk sebangku denganku menyadari perhatian
zebra padaku dan mulai menggoda kami berdua setiap ada waktu. Kalau si zebra
tersenyum-senyum simpul maka aku akan menantangnya balik.
Jujur
saja aku bukan gadis pemalu dan takut-takut. Aku gadis garang dan pemberani
tapi bukan juga malu-maluin. Setiap kali si zebra mendekatiku dan menggangguku,
aku mengacuhkannya. Dan beberapa kali ia mengajakku pulang dengan vespa
buntutnya. Kami kebetulan tinggal dilingkungan yang sama. Saat itu ia menumpang
tinggal pada pamannya. Vespanya sudah berapa kali mengantar teman-teman
perempuanku. Dan sering juga aku mendengar cerita dari mulut mereka bahwa vespa
itu mogok dijalan. Karena aku pulang dengan labi-labi (nama angkot di Aceh)
bersama kawanku jadi aku tidak terlalu menggubris permintaannya itu.
Suatu
hari Via berkata dengan lembutnya:
“sitti,
berilah kesempatan untuk zebra mendekati qe.”
“malas
ah aku, vi. Sekelas lagi dan qe tau sendiri ia sering jadi bahan tertawaan
karena medoknya itu. Apalgi klo aq sm dy,, habis aku dikerjain n ditertawakan
oleh anak-anak”. Jawab ku sekenanya.
“ya
ampun ti, itu kan karena dia orang aceh sejati macam qe tuh, bukan macem aku
orang batak. Kalo ia orang batak, sudah berkata bah-bah lah dy”.
“hahahaha,,
qe ni ada-ada aja vi”.
“iyalah ti, lagipula ia orangnya baik ga kaya si jerapah yang sombong itu. Ketua
kelas n ganteng, tinggi lagi. Kasih kesempatan yah buat dia yah?? Yah? Yah?”
Kuhembuskan
nafas dan aku mengangguk dengan keberatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar